Rangkuman IPS Kls 8 SMT 1

BAB 7

Penyimpangan Sosial

  1. Pengertian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut dengan deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut divian (deviant).

2. Faktor Penyebab Penyimpangan

Faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut.

  1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi.
  2. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan.
  3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain.
  4. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi.
  5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.

 

3. Teori Penyimpangan Sosial

  1. Teori Anatomi

Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar. Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan standar.

  1. Teori Pengendalian

Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

  1. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
  2. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
  1. Teori Reaksi Sosial

Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan sekunder.

  1. Teori Sosialisasi

Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang.

4.Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang

Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.

  1. Proses Sosialisasi Yang Tidak Sempurna

Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas:

  1. keluarga,
  2. sekolah,
  3. kelompok pergaulan, dan
  4. media massa.

Antara lain disebabkan oleh:

  1. Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya.
  2. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan.

5.Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Sub Kebudayaan Menyimpang

Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh Anomi. Secara sederhana Anomi diartikan sebagai suatu keadaan di masyarakat tanpa norma. Konsep Anomi yang dikemukakan oleh Emilie Durkheim. Seakan-akan tidak mempunyai aturan-aturan untuk ditaati bersama. Keadaannya menjadi chaos atau kekacauan yang sulit diatasi. Padahal cukup banyak aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam masyarakat yang disebut konformitas. Jika aturan ini dilanggar disebut deviasi. Apabila pelanggaran sudah dianggap biasa, karena toleransinya pengawasan sosial, penyimpangan itu akhirnya menjadi konformitas. Contoh: perbuatan menyuap seakan-akan menjadi konformitas, dan perbuatan siswa mencontek pada waktu ulangan.

Menurut Robert K. Merton keadaan anomi dapat menyebabkan penyimpangan sosial. Menurut Merton, ada lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu:

  1. Konformitas

Konformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh : seseorang yang ingin lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil tidak memakai joki atau contek, tetapi dengan cara belajar sungguh-sungguh. Sikap konformitas ini bukan merupakan keadaan anomis.

2. Inovasi

Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Contoh: masyarakat mendorong semua anggota masyarakat untuk memperoleh kekayaan yang melimpah.

3. Retualisme

Retualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contoh sikap seenaknya dan berbincang-bincang dengan temannya pada waktu upacara. Hal ini menandakan bahwa ia telah melupakan makna upacara.

4. Pengasingan

Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya. Contoh : seseorang yang menjadi pemabuk berat karena frustasi, sehingga dia tidak memperhatikan keluarga, dan pekerjaan. Ia mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal.

5. Pemberontakan

Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan dan cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain. Contoh: kaum revolusioner.

3.Bentuk-bentuk Penyimpangan

  1. Penyimpangan Primer

Penyimpangan ini hanya bersifat sementara dan tidak diulang kembali. Individu yang melakukan penyimpangan ini masih tetap sebagai orang yang dapat diterima secara sosial. Jadi, gaya hidupnya tidak didominasi oleh pola perilaku menyimpang.

Ciri-cirinya penyimpangan primer sebagai berikut :

  1. hanya bersifat sementara,
  2. gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan
  3. masih dapat diterima secara sosial

Contoh mengendarai sepeda motor melampaui batas kecepatan maksimal, memanipulasi jumlah pajak kekayaan, dan lain-lain.

  1. Penyimpangan Sekunder

Seseorang secara khas memperlihatkan perilaku me-nyimpang dan secara umum dikenal sebagai seseorang yang menyimpang. Masyarakat tidak menginginkan individu semacam ini.

Ciri-ciri penyimpangan sekunder sebagai berikut:

  1. masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu ,
  2. masyarakat umum telah mengetahuinya, dan
  3. gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang

Contoh seorang pemabuk yang hidup di tengah masyarakat yang antimabuk, pembunuhan, dan penodongan.

  1. Penyimpangan Individu

Apabila seseorang melakukan penyimpangan dari sub-kebudayaan yang telah mapan dan nyata-nyata menolak norma-norma tersebut, maka ia disebut sebagai penyimpang individual.

Ciri-ciri penyimpangan individu sebagai berikut:

  1. bertindak sendirian,
  2. tidak merencanakan penyimpangan dengan siapa pun

Contoh: pembunuhan yang dilaku-kan sendiri, atau mencuri seorang diri.

  1. Penyimpangan Kelompok

Penyimpangan kelompok adalah kegiatan yang dilakukan kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku. Contoh: gang kejahatan, sindikat terorisme, mafia. Kelompok ini mempunyai seperangkat norma, nilai sikap, dan tradisi-tradisi tersendiri. Selaku anggota mafia, masing-masing berpegang teguh pada aturan main mafia.

7.Sifat-sifat Penyimpangan

  1. Penyimpangan yang Bersifat Positif

Penyimpangan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Misalnya: melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan mereka. Ibu rumah tangga berprofesi sebagai kondektur karena alasan ekonomi.

  1. Penyimpangan yang Bersifat Negatif

Pada umumnya penyimpangan ini cenderung ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan buruk sehingga masyarakat mencela dan mengucilkan misalnya, pembunuhan, perampok, penjaja komersial seks, dan lain-lain.

  1. Contoh Penyimpangan Sosial
  2. Penyalahgunaan Narkotika

Penggunaan dengan dosis melampaui ukuran normal dapat menimbulkan efek negatif, yakni overdosis. Dalam kondisi seperti ini orang akan mengalami penurunan kesadaran, yaitu setengah sadar dan ingatannya menjadi kacau.

  1. Perilaku Seksual di Luar Nikah

Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah penyakit AIDS. AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya virus yang dapat merusak jaringan tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan kematian.

  1. Perilaku Kriminal Lainnya

Perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan juga termasuk dalam perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai tanggung jawab sosial.

  1. Homoseksualitas

Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama jenis kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan homoseksualitas bertentangan dengan norma sosial dan norma agama.

  1. Kenakalan Remaja

Pendapat lain menyatakan bahwa semua perbuatan penyelewengan norma

yang menimbulkan kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja. Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara 12 tahun sampai dengan 18 tahun serta belum menikah.

  1. Perkelahian Pelajar

Perkelahian pelajar sebenarnya termasuk dalam kenakalan remaja karena merupakan bentuk perilaku menyimpang. Perilaku semacam ini sering disebut dengan istilah tawuran. Perkelahian pelajar berkaitan dengan krisis moral akrena tindakannya berlawanan dengan norma agama atau norma sosial.

8. Upaya Pencegahan & Pengendalian Penyimpangan Sosial

  1. Peranan Orang Dewasa

Upaya peranan orang dewasa dalam pencegahan dan pengendalian penyimpangan dapat dilakukan dengan cara mendidik, mengajak, memberi contoh, dan bahkan memaksa melalui bentuk teguran, pendidikan, ajaran agama, hukuman.

  1. Peranan Situasi Lingkungan

Situasi lingkungan yang dimaksud adalah situasi lingkungan keluarga, teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan media massa.

  1. Peranan Kesempatan Sosialisasi

Bila individu tersebut cenderung tidak mempunyai kesempatan dalam melakukan sosialisasi secara sempurna, baik di keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah maka individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya.

 

BAB 8

Kebutuhan Manusia & Kelangkaan Sumber Daya

  1. Kebutuhan Manusia
  2. Pengertian Kebutuhan

Kebutuhan adalah keinginan manusia yang harus dipenuhi.

Ada beberapa faktor pendorong bertambahnya kebutuhan masyarakat, antara lain:

  1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
  2. Pertambahan penduduk,
  3. Dinamika kebudayaan,
  4. Peningkatan iman dan takwa

2.Macam-macam Kebutuhan

1.Kebutuhan Menurut Tingkat Kepentingannya (Intensitas)

1). Kebutuhan Primer (Pokok) : sandang, pangan, dan papan.

2). Kebutuhan Sekunder : sepeda motor, radio, dan TV bagi masyarakat yang penghasilannya tergolong rendah.

3). Kebutuhan Tersier: kulkas, perhiasan, mobil, parabola, dan komputer, bagi orang yang berpenghasilan rendah, merupakan barang mewah.

2.Kebutuhan Menurut Waktunya

1). Kebutuhan Sekarang: kebutuhan obat pada waktu sakit, kebutuhan makan pada waktu kita lapar, dan kebutuhan seragam sekolah bagi siswa di tahun ajaran baru.

2). Kebutuhan Menurut Waktunya: kebutuhan untuk naik haji, kebutuhan rumah sendiri bagi anak SMP.

3.Kebutuhan Menurut Sifatnya

1). Kebutuhan Jasmani: yang sifatnya fisik atau material merupakan kebutuhan jasmani.  Misalnya kebutuhan makan, minum, pakaian, dan rumah

2). Kebutuhan Rohani:  kebutuhan belajar agama, hiburan, dan pendidikan.

4.Kebutuhan Menurut Subjeknya

1). Kebutuhan Individu (Perorangan)

Kebutuhan yang hanya diperlukan oleh individu (perorangan) merupakan kebutuhan individu. Contoh: kebutuhan cangkul bagi seorang petani, dan stetoskop bagi seorang dokter.

2). Kebutuhan Sosial (Masyarakat)

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan kelompok yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat. Contoh: kebutuhan masyarakat terhadap jalan, pasar, sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah.

3. Alat Pemuas Kebutuhan

1).Berdasarkan Kelangkaannya

  • Barang Ekonomi

Barang ekonomi merupakan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan biaya. Contoh: buku tulis, pensil, sepatu, baju, rumah, dan kendaraan.

  • Barang Bebas

Barang bebas merupakan alat pemuas kebutuhan yang tersedia secara berlimpah dan setiap orang dapat memperolehnya dengan bebas, sehingga untuk memperolehnya tidak memerlukan pengorbanan (biaya). Contoh: air pada daerah tertentu yang dapat dimiliki secara gratis, pasir di padang pasir, udara di alam terbuka, dan sinar matahari.

  • Barang Illith

Barang illith adalah barang yang jumlahnya berlebihan, sehingga dapat merugikan manusia dan harus dikurangi jumlahnya. Contoh: api pada waktu kebakaran, air pada waktu banjir, angin pada waktu angin ribut.

2).Berdasarkan Fungsi Hubungan Pemakaian dengan Barang Lain

  • Barang Substitusi

Barang substitusi merupakan barang yang penggunaannya dapat saling menggantikan dengan barang lain. Contoh: sepatu menggantikan sandal, minyak tanah menggantikan kayu, pensil menggantikan bolpoin.

  • Barang Komplementer

Barang komplementer merupakan barang yang penggunaannya saling melengkapi. Contoh: jarum dan benang, gula dan kopi, kaos kaki dan sepatu, pensil dan buku gambar.

3). Berdasarkan Tujuan Penggunaannya

1)    Barang Konsumsi

Barang konsumsi merupakan barang yang dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang konsumsi disebut juga barang siap pakai, barang jadi, atau barang akhir. Contoh: nasi, pakaian, almari.

2)    Barang Produksi

Barang produksi merupakan barang yang memerlukan proses produksi lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Contoh: kayu, benang, pasir, dan batu yang dimiliki produsen.

4).Berdasarkan Proses Pembuatannya

  • Barang Mentah

Barang mentah merupakan barang yang perlu diolah lebih lanjut agar dapat menjadi barang setengah jadi. Contoh: kapas untuk dibuat benang, beras untuk dibuat tepung, tebu untuk dibuat gula.

  • Barang Setengah Jadi

Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah melalui proses produksi, tetapi untuk dapat dikonsumsi harus melalui proses produksi selanjutnya. Contoh: kain untuk baju, tepung beras untuk dibuat menjadi bubur, dan gula untuk pelengkap pembuatan kue.

  • Barang Jadi

Barang jadi merupakan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi. Contoh: almari, mobil, dan baju bagi konsumen.

5). Berdasarkan Kegunaannya untuk Jaminan Kredit

  • Barang Bergerak

Barang bergerak merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit dalam jangka pendek. Contoh: BPKB mobil, perhiasan, dan komputer.

  • Barang Tidak Bergerak

Barang tidak bergerak merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit dalam jangka panjang. Contoh barang tidak bergerak antara lain: rumah, tanah, pabrik, dan gedung.

 

  1. Pemanfaatan Sumber Daya yang Langka dalam Memenuhi Kebutuhan

Kelangkaan timbul sebagai akibat dari hal-hal berikut:

  1. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan.
  2. Banyaknya sumber daya alam yang rusak akibat keserakahan manusia.
  3. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada.

 Sumber Daya Ekonomi

Sumber Daya Alam: Tanah, Tambang, Air, Hutan

Sumber Daya Manusia: Keahlian, Kejujuran & Keadilan, Kekuatan Fisik

Sumber Daya Modal

1) Menurut wujudnya, modal dikelompokkan sebagai berikut.

  1. a) Uang, merupakan dana yang dapat dipergunakan untuk membeli sarana, alat, dan bahan yang dipergunakan dalam produksi.
  2. b) Barang, merupakan alat yang digunakan untuk proses produksi. Contoh: tanah, gedung, mesin, dan alat transportasi.

2) Menurut sifatnya, modal dikelompokkan sebagai berikut.

  1. a) Modal tetap, adalah modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali masa produksi, contoh: gedung dan mesin.
  2. b) Modal lancar, adalah modal yang hanya sekali dipakai dalam proses produksi langsung habis, contoh: bahan baku seperti kapas untuk membuat kain, gandum untuk membuat kue, dan sebagainya.

3) Menurut subjeknya, modal dikelompokkan sebagai berikut.

  1. a) Modal perorangan, merupakan modal yang dimiliki satu orang. Contoh: sewa tanah, upah, dan bunga deposito.
  2. b) Modal kemasyarakatan, merupa-kan modal yang berasal dari banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak. Contoh: jalan, jembatan, dan sekolah.

4) Menurut bentuknya, modal dikelompokkan sebagai berikut.

  1. a) Konkret (nyata), merupakan modal yang terlihat jelas dalam proses produksi. Contoh: mesin, peralatan, dan uang.
  2. b) Abstrak, merupakan modal yang tidak terlihat, namun kegunaannya dapat dirasakan. Contoh: keahlian dan kepercayaan masyarakat.

5) Menurut sumbernya, modal dikelompokkan sebagai berikut.

  1. a) Modal sendiri, merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Contoh: saham, cadangan, dan laba yang tidak dibagi.
  2. b) Modal pinjaman, merupakan modal yang diperoleh dari pihak lain. Contoh: pinjaman dari lembaga keuangan atau perorangan.
  1. Skala Prioritas Kebutuhan Manusia

Skala prioritas kebutuhan adalah urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan tingkat kepentingan kebutuhan.

  1. Tingkat Pendapatan

Alternatif pilihan bagi seseorang yang berpenghasilan tinggi, berbeda dengan orang yang berpenghasilan menengah atau rendah.

  1. Status Sosial (Kedudukan dalam masyarakat)

Alternatif yang diprioritaskan bagi seorang guru berbeda dengan pedagang kaki lima.

  1. Lingkungan

Lingkungan orang-orang kaya mempunyai alternatif pilihan yang ber-beda dengan lingkungan orang-orang biasa.