Dahsyatnya The Law of Attraction (Bag.II)

Hukum Daya Tarik Menarik yang belum lama ini saya bahas di artikel saya yang berjudul “Dahsyatnya The Law of Attraction” sebenarnya sudah beberapa kali menunjukkan ‘kebesarannya’. Seolah membuktikan kekuasaan Allah SWT melalui tanda-tanda alam yang saya alami selama beberapa tahun terakhir ketika beberapa tahun lalu saya sempat membaca sebuah buku berjudulQuantum Ikhlas karya Erbe Sentanu dimana di salah satu babnya dibahas tentang The Law of Attraction (LOA) atau Hukum Daya Tarik Menarik.

Di dalam LOA atau Hukum Daya Tarik Menarik tersebut secara ringkas dikatakan bahwa Manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang dialaminya datang atas daya tarik menarik (undangan)nya sendiri. Dikatakan lebih lanjut dibuku Quantum Ikhlas tersebut adalah untuk lebih menghayati hukum daya tarik menarik, lihatlah diri anda sebagai sebuah magnet besar yang selalu menarik apa saja sesuai dengan fokus dengan apa yang sedang Anda pikirkan dan rasakan. LOA tersebut juga menyebutkan bahwa sesuatu akan menarik pada dirinya segala hal yang satu sifat dengannya. Ini menjelaskan mengapa seseorang senang berkumpul dengan mereka yang satu hobi. Atau ketika kita memutar tombol tunning radio ke 99,9 FM maka siaran radio 99,9 FM-lah yang akan kita dengar, karena kita paham bahwa sinyal di menara radio dan di pesawat radio kita harus sama.

Mungkin, inilah sebabnya mengapa di banyak komunitas berkumpullah orang-orang yang memiliki frekuensi yang sama, memiliki keinginan yang sama untuk berbagi pengetahuan, saling sharing, saling komentar atas masalah yang mereka hadapi, saling memberi masukan dan juga sebagai sarana pembuktian diri. Kedua cerita berikut ini membuktikan LOA tersebut:

Cerita 1

Pada tahun 2009 ketika saya pertama kali belajar menuliskan pengalaman belajar mengajar saya di kelas IX SMP Negeri 14 Depok dalam bentuk laporan pemanfaatan media belajar yang kemudian saya ikutkan dalam Lomba Kreasi dan Inovasi Media Belajar Tingkat Nasional 2009 di Kemdiknas. Pada saat itu keinginan saya untuk berada dalam atmosfer kompetisi antar guru dan bertemu dengan guru-guru berprestasi begitu sangat kuat. Sehingga saking kuatnya saya sering membayangkan bahwa saya sudah berada di Kemdiknas untuk bertemu di final lomba tersebut sekaligus bertemu dengan guru-guru hebat dari daerah lain di Indonesia. Padahal bayangan saya tersebut masih cukup jauh waktunya dari jadwal panggilan panitia lomba kepada para finalis.

Beberapa waktu kemudian tepatnya di awal bualan November 2009 datanglah sebuah kejutan yang membuat saya begitu bersyukur adalah datangnya surat undangan untuk mengikuti final lomba tingkat nasional tersebut di Hotel Jaya Raya di puncak selama lima hari. Saya patut bersyukur karena dari 315 karyase-Indonesia yang masuk ke panitia di Kemdiknas saya termasuk 168 guru yang berhak masuk final. Pada malam terakhir sebelum pengumuman ketika salah seorang rekan saya di final mengatakan bahwa saya harus berperasaan positif sekaligus memberikan yang terbaik untuk Provinsi Jawa Barat karena hanya kami berdua yang mewakili Kota Depok sementara finalis lainnya berasal dari kota lainnya di seluruh Indonesia, maka saya malamnya sempat membayangkan dan berdoa untuk dapat bertemu Pak Menteri Pendidikan di kantor beliau.Ternyata esok paginya ada kabar yang kembali mengejutkan saya yang memberitahukan bahwa saya berhasil meraih Juara I untuk bidang IPS. Siangnya, saya dan beberapa guru juara lainnya mendapat kesempatan di jamu oleh Pak Prof. Suyanto (Dirjen Mandikdasmen pada waktu itu) dan Sang Menteri Prof. Dr. Ir. Muh. Nuh, DEA di Gedung E Kemdiknas. Kejutan berikutnya datang lagi! Kali ini, Sang Menteri ternyata membawa hadiah bonus kepada saya sebagai Juara I Tkt Nasional, yaitu beliau membawa seperangkat Laptop HP dengan dibungkus kado warna hijau, ini merupakan berkah yang tiada terhingga buat saya yang diluar dugaan saya sendiri. Hal ini dikarenakan awalnya saya hanya mengetahui bahwa untuk Juara I ‘hanya’ mendapat uang puluhan juta rupiah, sertifikat, serta fasilitas menginap di Hotel Jayaraya di Puncak selama 5 hari plus menginap satu hari di salah satu hotel di Jakarta, ternyata sang Menteri punya rencana lain. Kabarnya beliau bermaksud memberikan apresiasi terhadap hasil karya kami selaku juara nasional, Subhanallah!  Sebuah kejadian yang menurut saya adalah rangkaian fokus yang selama ini saya rasakan yang dalam waktu bersamaan fokus itu juga dilakukan oleh para guru juara lainnya Subhanallah, Allah SWT Sang Maha Menentukan.

Cerita 2 

Keajaiban kedua yang membuktikan adanya LOA adalah ketika di tahun 2010 saya sangat mengimpikan untuk memiliki rumah sendiri yang cukup ideal bagi keluarga saya. Saking kuatnya keinginan tersebut saya memasang gambar rumah ideal yang saya ambil dari internet sebagai wallpaper di desktop laptop saya. Sehingga setiap saya mengajar di kelas dan ketika ditampilkan dengan LCD proyektor maka siswa saya selalu bertanya apa maksud gambar itu dan saya selalu menjawab bahwa saya sangat ingin mempunyai rumah paling lambat di tahun 2013. Pada saat saya menjawab seperti itu siswa saya di kelas selalu mengamini dan kejadian itu berlangsung berulang-ulang sehingga setiap hari terbayang rumah di pikiran dan perasaan saya. Ternyata, subhanallah, di awal tahun 2011 secara ajaib saya telah memiliki rumah sederhana yang cukup bagi keluarga saya. Kejadian tersebut sulit saya jelaskan dengan matematika manusia karena ternyata matematika-nya  Allah SWT jauh lebih dahsyat lagi.

Di akhir artikel ini saya ingin mengajak para guraru sekalian untuk kita sama-sama fokus dalam membangun dunia pendidikan di Indonesia karena saya yakin dengan dukungan guraru ini maka keinginan mulia ini insya Allah akan terwujud. Amin!!!

4 responses

  1. amin mas taufik semoga bisa menginspirasi kami semua para guraru

    1. trims ya gunawan atas doanya, semoga kita semua selalu diberkahi Allah SWT! Amin! 🙂

  2. memoar biru blog | Balas

    aminnnn… ya rabbal’alamin…

  3. Mantap nih om, saya sedang belajar menerapkan isi buku the secret,.

    sukses selalu

Tinggalkan komentar