Pendidikan

Pembelajaran IPS Bernuansa PAKEM yang Melayani Kesukaan Otak

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian Sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran yang juga ikut menentukan predikat kelulusan setiap siswa SMP, karena dari pelajaran IPS tersebut diharapkan siswa mampu meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial disekitarnya serta mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran IPS perlu mendapat perhatian khusus.

Permasalahannya, terkait dengan pembelajaran IPS yang selama ini berjalan terlalu monoton dan cenderung membosankan bagi siswa. Kegiatan sehari-hari siswa didominasi oleh kegiatan menulis, mencatat, mendengarkan guru menerangkan. Semua itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh otak kiri (OKI) saja (Sutanto Windura, 2008: 7)

Lebih lanjut dijelaskan bahwa perlakuan yang ”salah” terhadap otak akan menyebabkan gangguan-gangguan dalam belajar atau bekerja. Pada siswa akan timbul masalah yang bermacam-macam, namun sudah kita kenali polanya selama ini, antara lain, tidak bisa konsentrasi, tidak paham apa yang dipelajari, mudah lupa apa yang sudah diingat sebelumnya, otak merasa “penuh” sehingga tidak bisa belajar lebih banyak lagi.

Selain itu, hal yang menjadi hambatan selama ini adalah pembelajaran IPS oleh guru  seringkali dikemas dengan cara yang konvensional atau tradisional yang selalu melaksanakan rutinitas yang cenderung mengendapkan kreativitas serta seperti menutup mata terhadap perkembangan IPTEK yang sebenarnya memberi kemudahan dalam konteks penyampaian materi pelajaran, namun semua itu seperti terabaikan begitu saja. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah menurut sebagian peserta didik bahwa guru-lah salah satu faktor penyebab sulitnya mereka belajar, atau guru-lah yang menyulitkan. Ketidakseimbangan aspek how to learn dan what to learn menyebabkan belajar bukanlah aktivitas yang menyenangkan bagi siswa. Hasilnya siswa tidak dapat menunjukkan kemampuan terbaik otaknya dalam prestasi akademiknya. Dan kalau hal ini terus berlanjut maka tujuan pengajaran IPS yang telah disampaikan di atas tidak dapat tercapai.

Atas dasar semua itu, perlu adanya upaya-upaya agar segala hambatan yang selama ini berlaku dapat segera diatasi. Upaya-upaya yang mampu mengkondisikan guru dan siswa mampu keluar dari ‘zona nyaman’-nya selama ini. Salah satu cara agar pembelajaran IPS dapat berlangsung dalam suasana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) adalah penggunaan Mind Map (peta pikiran)oleh guru dalam penyampaian pelajaran IPS yang didukung penggunaan teknik Course Review Bingo sebagai alat evaluasinya. Strategi ini disinyalir akan lebih mampu memberdayakan potensi otak para siswa atau dengan kata lain mengoptimalkan kapasitas otak para siswa melalui keseimbangan otak kiri (OKI) dan otak kanan (OKA). Sehingga pembelajaran diharapkan dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.

Tinggalkan komentar